Ponsel Disita Saat Temui Jokowi, Alumni 212 Heran Foto Viral

Kelompok Alumni 212 telah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Minggu (22/4). Mereka yang hadir dalam pertemuan itu menamakan diri sebagai Tim 11 Alumni 212.


Foto pertemuan Alumni 212 dengan Jokowi pun tersebar ke publik. Ketua Tim 11 Alumni 212 Misbahul Anam mengaku heran dengan beredarnya foto tersebut. Sebab menurutnya, saat pertemuan itu ponsel delegasi Tim 11 Alumni 212 telah disita sebelum bertemu Jokowi.

Misbah, yang juga pendiri Front Pembela Islam (FPI) itu menduga ada keterlibatan pihak Istana dalam menyebarkan foto pertemuan tersebut.

"Handphone kami semua disita, tapi tahu-tahu viral, yang memviralkan ini berarti kan dari dalam," kata Misbah kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/4).

Pengasuh Pondok Pesantren Al Umm Ciputat itu enggan menjelaskan lebih jauh terkait pertemuan tertutup dengan Jokowi. Misbah menyatakan akan menjelaskan perihal pertemuan itu dalam konferensi pers yang diadakan di Restoran Larazetta, Tebet, Jakarta Selatan, pukul 13.45 WIB.



"Kita lihat dalam siaran pers resminya. Kita lihat nanti," kata Misbah.

Seorang sumber CNNIndonesia.com di kalangan kelompok Alumni 212 menyebutkan nama sejumlah orang yang ikut bertemu Jokowi. Mereka merupakan petinggi dari Persaudaraan Alumni 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, serta FPI.

"Yang hadir Abah Rauf, Slamet Maarif, Al Khaththath, Usamah Hisyam, Sobri Lubis, dan Yusuf Martak. Bertempat di Bogor di Istana dan masjid. Pertemuan hari Minggu (23/4)," tutur sumber melalui pesan singkat, kemarin.

Sementara Usamah Hisyam yang merupakan Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) membenarkan pertemuan itu. Namun dia tak mau membeberkan hasil pertemuan sebelum ada pernyataan resmi dalam konferensi pers hari ini.

"Ada pertemuan, tapi kami dilarang ngomong sendiri-sendiri. Makanya nanti disepakati kami bakal gelar konferensi khusus untuk menjelaskan di Larazetta, Tebet," kata Usamah.



Mereka yang bertemu dengan Jokowi selama ini kerap menjadi motor penggerak massa yang mengkritik pemerintah. Misalnya, Slamet Maarif merupakan Ketua PA 212, dan Al Khaththath menjabat sebagai Sekjen GNPF Ulama merangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI).

Selain itu, Yusuf Muhammad Martak menjabat sebagai Ketua Umum GNPF Ulama dan Sobri Lubis merupakan Ketua Umum FPI yang juga aktif bersama PA 212 dan GNPF Ulama.

Gelombang demonstrasi yang digawangi kelompok ini dikenal dengan Aksi Bela Islam, dimulai sejak 4 November 2016 atau 411 dan berlanjut ke tahun berikutnya. Bahkan Al Khaththath sempat diciduk polisi lantaran diduga berencana melakukan upaya makar terhadap pemerintahan Jokowi.

Sejauh ini, belum ada tanggapan dari pihak Istana terkait kabar pertemuan tersebut. [www.tribunislam.com]



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama